Alasan Kenapa Saya Tertarik Belajar Ilmu Logika

    
Logika
Ilustrasi logika manusia
Sumber gambar: Pixabay.com oleh Gerd Altmann

Hari ini saya memutuskan untuk belajar tentang ilmu logika. kenapa saya belajar logika? Ya, karena saya merasa belum bisa. Walaupun dulu sempat pernah belajar Ilmu logika sedikit-sedikit,tapi pada saat itu, saat guru menerangkan, penjelasan dari guru hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Kalau ditanya "Apa alasan saya belajar logika lagi padahal dulu sudah pernah belajar?" Jika saya jawab karena belum bisa ini bukanlah jawaban yang salah tentunya (ya iya-lah ngapain belajar sesuatu uang sudah bisa) tapi sebenarnya bukan cuma itu itu alasannya,  kalau cuma karena belum bisa, ya banyak sekali yang saya belum bisa. Sebenarnya alasan kenapa saya pelajari ini ilmu alasan utamanya hanya satu yaitu "karena saya tertarik". Sederhana banget kan, cuma karena tertarik. Tapi yang menarik menurut saya adalah proses mengapa saya bisa saya tertarik pada cabang ilmu ini.

Kalau di pelajaran bahasa indonesia kita mengenal istilah deduktif atau gampang nya meletakkan kalimat utama di awal paragraf, maka artikel ini kurang lebih juga saya buat seperti itu. Cuma bedanya, saya tidak meletakkan kalimat utama di awal paragraf. Tapi untuk memudahkan dan mempercepat memperoleh isi dari tulisan ini, kalimat utama akan saya letakkan di awal artikel, bukan awal paragraf lagi.
    "Inti dari tulisan ini sebenarnya cuma satu yaitu alasan kenapa saya ingin belajar logika dan alasan yang membuat saya tertarik terhadapnya"

Nah langsung saja, ini adalah beberapa alasan yang membuat saya tertarik dengan ilmu logika:

  1.  Katanya dengan ilmu logika bisa membuat orang jadi tambah cerdas, dapat menyingkap tabir awan kebodohan dari langit pikiran.
  2. Bisa menghindar dari keseleo dalam berpikir.
  3. Katanya juga ilmu ini bisa digunakan untuk mbodoni (istilah bahasa jawa gampangannya artinya menipu) orang lain. Dari yang saya baca konon bangsa Sofis Yunani menyebarkan argumen-argumen menyesatkan nya pakai ilmu ini (jadi harus bijak menggunakan kayaknya kalau sudah bisa)
  4. Ada yang berkata kalau ilmu logika itu tata bahasanya pikiran. Kalau ada grammar dalam bahasa inggris, kayaknya ilmu logika ini bisa dikatakan sebagai grammar dalam berpikir.
  5. Apapun profesi seseorang sepertinya juga harus belajar ini ilmu. Saya enggak asal omong, Nih kutipan dari Imam Ghazali, seingat saya seperti ini:
"Siapa yang tidak mengetahui ilmu logika, maka patut dipertanyakan kredibilitas keilmuannya"

Jadi mau kamu pedagang, petani, insinyur, dokter, atau yang lainnya. kalau belum menguasai ilmu logika boleh dipertanyakan tentang kemampuan mereka. intinya kalau belum menguasai logika seseorang tidak akan bisa ahli dalam suatu bidang.

Nah, kalau sudah menguasai ilmu ini maka akan terbitlah matahari yang terang, yang akhirnya seseorang dapat melihat persoalan yang sulit seperti benang kusut menjadi mudah sehalus benang sutera

Apa lagi ya? sebenarnya masih banyak kelebatan-kelebatan yang ada diotak, tapi mungkin karena saya belum menguasai ilmu logika ini, jadinya saya tidak bisa menjelaskan kelebatan-kelebatan itu dengan baik. mungkin cukup itu alasan yang bisa saya utarakan. Alasan mengapa saya menjadi tertarik dengan ilmu logika. Jika sudah malas membaca tulisan ini, cukup kan saja sampai disini, karena sepertinya tulisan diatas sudah mewakili isi penting dari tulisan ini, tapi kalau masih ingin lanjut ya silahkan, asal jangan protes kalau nanti tulisannya semakin kesana semakin makin tambah amburadul dan membingungkan.

Pengertian ilmu logika

Disini sebenarnya saya kurang begitu sreg menyisipkan pengertian di bagian artikel ini, tapi mau bagaimana lagi hampir dari bacaan yang saya baca ( bahasa indonesia semua, kaga bisa yang bahasa inggris) redaksi pengertian ilmu logika ini selalu sama, saya kurang tau dari mana asal sumbernya, kok ya bisa ya semua buku yang saya baca punya redaksi dan kutipan yang sama persis, bahkan di beberapa paragraf dari semua buku itu tidak ada perbedaan sama sekali semuanya sama.
contohnya ini:

"Logika dimulai sejak Thales (624 SM - 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta"

Ini saya kutip dari wikipedia, kemudian dari diktat kuliah sebuah universitas juga redaksi nya seperti itu  bahkan dalam sebuah buku tentang dasar logika juga ada tulisan seperti itu semuanya sama.

Jadi kalau membahas soal definisi logika cari saja diluaran sana, banyak yang sudah menulis. saya lebih suka menggabungkan beberapa potongan puzzle hingga terbentuk sebuah pemahaman.
Misal:
  • Logika itu ilmu berfikir
  • Logika adalah cara supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan.
  • Kamu gimana sih kok gak logis banget.
  • Kamu juga perlu perasaan jangan gunakan logika terus.

Nah, dari potongan-potongan puzzle di atas akan bisa ditarik sebuah kesimpulan dalam bentuk pemahaman tentang apa itu logika. Walaupun kalau disuruh menjelaskan akan kesulitan saya akan lebih suka menulis dentang definisi logika dengan gaya seperti ini. Tulisan ini bukanlah makalah atau pun skripsi jadi saya tinggalkan saja gaya pendefinisian yang kaku.

Tapi saya juga tidak begitu yakin dengan ilmu logika ini. Katakanlah ilmu logika adalah kaidah kaidah berfikir. setelah seseorang menghafal dan memahami seluruh kaidah ilmu logika, saya berfikir bahwa dengan memahami ilmu logika ini tidak serta merta bisa menjamin seseorang bebas dari kesesatan berfikir.

Misalnya saja seperti ini, di sebuah tempat ada 3 komputer yang memiliki spesifikasi yang berbeda. komputer satu memiliki spesifikasi tinggi, komputer kedua memiliki spesifikasi sedang,dan komputer ketiga memiliki spesifikasi rendah. komputer-komputer ini akan diinstal aplikasi Adobe Premiere karena akan digunakan untuk merender video.
  • Komputer pertama karena memiliki spesifikasi yang tinggi proses penginstalan berjalan mudah dan cepat, dan saat digunakan untuk merender video juga lancar lancar saja tanpa ada masalah.
  • Kemudian dilanjutkan dengan menginstal aplikasi di komputer kedua, pada saat penginstalan muncul peringatan bahwa komputer akan keberatan menjalankan aplikasi jika sudah diinstal. tapi proses penginstalan masih berjalan dengan lancar. Masalah mulai muncul saat digunakan untuk merender video. pada awal nya komputer sudah berhasil merender sebagian video tapi saat di tengah tengah jalan, tiba-tiba saja komputer hang dan restart sendiri, disebabkan oleh beban yang terlalu berat.
  • Kemudian tibalah giliran komputer yang ketiga, belum juga digunakan untuk merender video, baru untuk menginstal aplikasinya saja komputer sudah hang dan restart sendiri akibat dari spesifikasi yang terlalu rendah.
Ini hanyalah sebuah analogi yang saya buat untuk kapasitas otak manusia. Jadi misalkan saja ilmu logika ini adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk berfikir, menurut saya ilmu ini tidak cocok untuk semua orang, mengingat kapasitas otak manusia juga berbeda-beda.
Jika kebetulan orang yang mempelajari memiliki kapasitas otak yang besar maka ilmu logika ini akan berjalan dengan semestinya. tapi jika orang yang mempelajarinya hanya memiliki kapasitas otak pas-pasan mungkin dia akan menguasai ilmu ini tapi tidak bisa dalam mengaplikasikannya. Nah, yang terakhir jika orang yang mempelajari memiliki kapasitas otak yang di bawah standar mungkin saja orang ini akan hang otaknya, bukannya akan menghindari kesesatan berfikir tapi malah akan sesat dalam berfikir sekaligus menyesatkan.
Diatas cuma pendapat pribadi saya yang belum tentu terbukti kebenarannya, saya sendiri juga tidak tau bagaimana kapasitas otak saya, tapi saya tetap mempelajari ilmu logika ini, semoga saya tidak bagian dari golongan orang ketika di atas.

Penutup 

Untuk penutup saya mendapat cerita yang cukup menarik dari seorang Quorawan. jawaban atas sebuah pertanyaan tentang logika, langsung aja ini cuplikan nya:

"Kalau nanti malam hujan, aku nggak akan ngajak kamu kencan ya!”, ucap Adi dalam suatu percakapan di telepon.
“Iya sayang, enggak apa-apa kok”, balas Rani, sang kekasih hati.

Ternyata malam tersebut hujan tidak turun. Dengan penuh harap, Rani menunggu Adi datang ke rumahnya. Namun sayang, lelaki tampan itu tak kunjung datang juga. Dengan wajah masam, Rani pun menelepon Adi:

“Sayang, malam ini kan enggak hujan. Kok kamu gak ngajak aku kencan?”
“Lho, aku kan gak janjiin kamu apa-apa kalau malam ini gak hujan”, balas Adi dengan nada ngeyel.

Oke sekian dulu artikelnya, saya juga sudah mulai lelah menulisnya. Syukur kalau bisa bermanfaat untuk orang lain, kalau tidak ya tidak apa apa, toh saya juga tidak rugi apapun. Tetap pantau blog ini jika ingin membaca artikel yang lainnya.


        Sumber bacaan:
  • Wikipedia: Logika
  • Sullam Al-Munawraq Oleh: Imam Abu Hamid bin Muhammad AL-Akhdhari
  • DIKTAT DASAR-DASAR LOGIKA Oleh: Ade Munajat
  • Pengantar Logika Dsar oleh: Muhhamd Rakhmat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Logika: Dari Sekedar Pengetahuan Menjadi Ilmu Pengetahuan